MAKALAH
BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
TEKNIK MESIN
MASALAH-MASALAH
DALAM BELAJAR
DISUSUN
OLEH :
WENDI
SURYA DINATA 06121281520070
ANDRI
ARFIANSYAH 06121281520068
MUHAMMAD
DENTO 06121381520042
MUHAMMAD
SHOLAHUDIN 06121381520041
PENDIDIKAN
TEKNIK MESIN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang "MASALAH-MASALAH DALAM BELAJAR" ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam
semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah belajar dan pembelajaran teknik meisn dengan judul "MASALAH-MASALAH DALAM BELAJAR". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
Palembang, januari 2016
kelompok VIII
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR …………….…………………………….………… ii
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………… iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ……...……………………………………………..
1
B. RUMUSAN MASLAH ……………………………………………………
2
BAB
II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MASALAH BELAJAR
………………………………... 3
B. MASALAH MASALAH DALAM
BELAJAR………………………….. 3
C. PENANGANAN MASALAH
BELAJAR……………………………….. 4
BAB
III PENUTUP
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………
5
B. SARAN ……………………………………………………………………. 5
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………….……………….. 6
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar
merupakan usaha seorang individu untuk merubah tingkah laku menjadi lebih baik,
baik dari segi afektif, kognitif dan psikomotor. Belajar juga dapat diartikan
sebagai aktivitas siswa di dalam lingkungan belajar yang didapat dari
pendidikan formal maupun non formal.
Namun,
layaknya melakukan perjalanan pasti ada saja halang rintang yang menghambat
perjalanan tersebut. Begitupun dengan belajar, ada-ada saja masalah yang harus
kita lewati agar bisa mencapai tujuan dari belajar itu.
Untuk
melewati berbagi masalah dalam belajar tersebut, kita harus tau terlebih dahulu
apa yang menjadi masalah-masalah dalam belajar itu, barulah kita dapat
mengetahui cara untuk mengatasinya.
Terkhusus
bagi kita sebagai calon guru masa depan, penting bagi kita untuk mengetahui
masalah-masalah dalam belajar, guna membantu peserta didik untuk mengatasi hal
tersebut. Namun tentunya masalah-masalah belajar yang dihadapi tiap peserta
didik akan berbeda satu dengan yang lainnya, tugas kita sebagai guru adalah
mebimbing peserta didik untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam belajar untuk
tiap anak yang memiliki beragam karakteristik dan beragam pula maslah
belajarnya.Untuk itulah sangat penting bagi kita mengetahui masalah-masalah
belajar yang dihadapi setiap anak guna menemukan solusi yang tepat bagi
masalah-masalah itu.
makalah
“Masalah-Masalah Dalam Belajar” ini kami buat, tentunya selain untuk memenuhi
tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Teknik Mesin. Demi memenuhi tugas
kita sebagai seorang guru yang profesional, yang mampu memberikan solusi bagi
peserta didik dalam mengatasi masalah-masalah belajar yang mereka hadapi
sehingga dapat tercapainya tujuan-tujuan dari belajar itu.
Di
dalam makalah ini nantinya, akan kami bahas pengertian masalah belajar, dana
pa-apa saja faktor penyebabnya serta bagaimana menyelesaikan masalah-masalah
tersebut. Semoga bisa bermanfaat untuk kita sebagai calon guru masa depan, dan
bias menambah pengetahuan serta menjadikan kita sebagai guru professional.
B. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang tersebut di atas, kami membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian
Masalah-Masalah Belajar
2. Faktor
Penyebab Timbulnya Masalah Dalam Belajar
3. Langkah-Langkah
Penanganan Masalah Belajar
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah Belajar
Banyak
ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat masalah sebagai
ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak
terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu
hal yang tidak mengenakan.
Prayitno
(1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu
dihilangkan.
Sedangkan
menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan,
yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat
didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
“Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil
dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu
dengan lingkungannya” ( Anita E, Wool Folk, 1995 : 196 ).
Menurut
(Garry dan Kingsley, 1970 : 15 ) “Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti
luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan”.
Sedangkan menurut Gagne (1984: 77) bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.
Sedangkan menurut Gagne (1984: 77) bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.
Dari
berbagai pengertian masalah dan belajar, kami menyimpulkan bahwa masalah
belajar merupakan sesuatu yang tidak di inginkan terjadi atau ada didalam usaha
seorang individu dalam usaha merubah tingkah laku, dan harus dihilangkan.
B. Masalah-Masalah Dalam Belajar
Kami
mendapati 5 masalah dalam belajar, yaitu sebgai berikut :
1.
Learning Disorder atau kekacauan belajar
adalah keadaan dimana proses belajar
seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya,
yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi
belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang
bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi
yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras
seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam
belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2. Learning
Disfunction
merupakan gejala dimana proses belajar
yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa
tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria,
atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur
tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun
karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai
permainan volley dengan baik.
3. Under
Achiever
mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki
tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi
belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan
menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun
prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4. Slow
Learner atau lambat belajar
adalah siswa yang lambat dalam proses belajar,
sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa
lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5. Learning
Disabilities atau ketidakmampuan belajar
mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar
atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya.
Adapun
faktor-faktor yang menimbulkan masalah-masalah dalam belajar tersubut adalah :
1. Faktor
keluarga
Keluarga, sebagai tempat tumbuh anak,
tempat pembelajaran pertama bagi anak, bahkan menjadi tempat bersandarnya
harapan dan impian anak sangat lah berpengaruh dalam kemampuan anak dalam
belajar.
Contoh mudahnya seorang dari keluarga
yang berkecukupan bisa menyewa guru les privat untuk anak mereka belajar di
luar lingkungan sekolah demi pembelajaran yang lebih baik,namun lain halnya
seorang anak yang dari keluarga yang serba kekurangan, jangankan untuk menyewa
guru les bahkan membiayai sekolahpun ada yang kesulitan.
2. Faktor
Anak itu Sendiri
Kta kembali ke contoh di atas, seorang
anak yang dari keluarga berkecukupan tidak perlu memikirkan biaya sekolah, jadi
bisa focus dalam belajar, sedangkan anak yang dari keluarga yang serba
kekurangan harus memikirkan beban ekonomi keluarganya bahkan ada yang sampai
bekerja demi mencukupi kebutuhan sekolah. Namun, anak-anak dari eluarga berkecukupan
sering kekurangan motivasi dalam belajar yang hal ini sangat berkebalikan
dengan anak yang dari keluarga yang kekurangan, mereka cenderung sangat
termotivasi dalam belajar untuk mengengkat martabat keluarga atau lepas dari
jerat kemiskinan.
3.
Faktor – Faktor yang Bersumber
dari Lingungan Sekolah dan Masyarakat
Kondisi – kondisi sekolah yang dapat menimbulkan masalah pada
muris antara lain adalah kurikulum kurang sesuai, guru kurang menguasai bahan
pelajaran, metode mengajar kurang sesuai, alat – alat dan media pengajaran
kurang memadai.
C. Penanganan Masalah Belajar
Seperti
yang kami sebutkan sebelumnya, bahwa untuk mengatasi masalah, kita harus
mengetahui terlebih dahulu masalah apa yang sedang kita hadapai.
Kami
telah memaparkan masalah-masalah dalam belajar dan faktor-faktor yang
menyebabkan hal tersebut, dari sana kita dapat mengidentivikasi masalah-masalah
dalam belajar, setelah kita dapat mengidentivikasi masalah-masalah belajar
tersebut maka mampulah kita mencari cara atau metode yang tepat untuk mengatsi
masalah tersebut.
1.
Learning Disorder atau kekacauan belajar
Akar dari permasalahan ini adalah
kebiasaan. Seorang anak yang biasa belajar hitung-menghitung akan sangat sulit
bila diminta untuk menghafal, begitupun sebaliknya anak yang sangat hebat dalam
menghafal akan sangat sulit bila diberi formula-formula untuk menyelesaikan
suatu soal.
Nah, metode yang tepat dalam mengatasi
masalah ini ialah dengan menemukan sebuah inovasi baru yang memotivasi si anak
untuk melakukan pelajaran di luar kebiasaannya. Contoh, pendidik bisa
menjabarkan sambil bersabar menjelaskan penggunaan suatu formula pada suatu
soal. Atau untuk kasus lain, seorang peserta didik bisa memberikan hadiah atau
sebuah hukuman yang memaksa seorang anak untuk menghafal.
2.
Learning Disfunction
Masalah utama dalam masalah belajar ini
adalah ketidaktahuan seorang pendidik akan potensi yang dimiliki peserta didik.
Cara mengatasinya hanya satu, yaitu seorang pendidik harus berkoordinasi dengan
wali peserta didik yang bersangkutan, untuk menemukan dan memaksimalkan potensi
yang dihadapi siswa.
3.
Under Achiever
Ketidaksenangan akan seorang pendidik atau pelajaran tertentu bisa
menjadi penyebab masalah ini, atau seorang peserta didik yang banyak potensi
namun malas belajar. Tentunya yang harus memperbaiki masalah ini adalah si anak
itu sendiri dengan dibantu pendidik. Contoh mudahnya, seorang guru bisa memperbaiki
prilakunya agar bisa bersahabat dengan peserta didik atau membuat suatu inovasi
baru dalam belajar agar pelajaran tersebut bisa disenangi oleh peserta didik.
4.
Slow Learner atau lambat belajar
Pelajaran tambahan, seorang guru harus
bisa berkoordinasi dengan baik dengan wali dari siswa yang mempunyai masalah
ini. Bisa dengan melakukan pelajaran tambahan atau les, hal ini merupakan
pilihan terbaik untuk mengatasi masalah ini.
5.
Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar
rasa malas, atau ketidaktahuan akan manfaat dari
belajar adalah inti dari masalah ini. Contohnya seorang anak, yang hanya
memikirkan untuk bermain atau berkumpul dengan teman-teman dan tidak
memperdulikan proses belajar yang menurutnya hanya membuang-buang waktu dan
menghambat aktivitas lain yang ia nggap lebih penting. Lagi-lagi pendidik
sangat berperan dalam mengatsi masalah ini dengan menyadarkan peserta didik
tersebut akan pentingnya belajar guna masa depan yang baik.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
berbagai macam pemaparan kami diatas, dapat kami simpulkan bahwa:
1. masalah
belajar merupakan sesuatu yang tidak di inginkan terjadi atau ada didalam usaha
seorang individu dalam usaha merubah tingkah laku, dan harus dihilangkan.
2. Banyak
faktor yang menyebabkan tombulnya masalah belajar bagi peserta didik,
diantaranya adalah faktor keluarga, diri sendiri dan lingkungan sekolah. Selain
itu, banyak juga terdapat faktor lain yang sejatinya merupakan turunan dari
tiga faktor utama tersebut.
3. Untuk
mengatasi masalah-masalah dalam belajar, kita harus mengetahui terlebih dahulu
masalah apa yang sedang kita hadapi dan harus bisa mengidentivikasi akar dari
permasalahan tersebut. Karena beda masalah beda pula jalan keluarnya.
B. Saran
Sebagai
calon guru yang professional, kita hendaknya bisa mengenal serta
mengidentivikasi masalah-masalah dalam belajar, sehingga bisa membantu peserta
didik yang mengalami masalah-masalah dalam belajar serta bisa mencapai tujuan
dai belajar itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanta
Eka.2013. diakses pada tanggal 11maret2 016
Di-am
2014. Diakses pada tanggal 11 maret 2016
0 komentar:
Posting Komentar